Produsen Mobil Dunia Peringatkan Trump: Tarif Impor Ancam PHK Massal dan Kebangkrutan

Produsen Mobil Dunia Peringatkan Trump: Tarif Impor Ancam PHK Massal dan Kebangkrutan
Produsen Mobil Dunia Peringatkan Trump: Tarif Impor Ancam PHK Massal dan Kebangkrutan

Businessreview.id, Washington– Sejumlah produsen otomotif ternama mengirimkan surat resmi kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sebagai bentuk peringatan keras terhadap rencana penerapan tarif 25 persen untuk mobil dan suku cadang impor. Mereka menilai kebijakan tersebut bisa mengganggu rantai pasokan global, memicu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal, hingga menggiring perusahaan menuju kebangkrutan.

Menurut laporan Carscoops, surat itu ditandatangani oleh berbagai organisasi besar di sektor otomotif seperti Toyota, Hyundai, General Motors, dan Volkswagen, serta asosiasi industri seperti Aliansi Inovasi Otomotif, Dewan Kebijakan Otomotif AS, Asosiasi Dealer Mobil Nasional, dan MEMA (Asosiasi Pemasok Kendaraan).

Surat tersebut ditujukan kepada sejumlah pejabat tinggi pemerintahan, termasuk Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, dan Menteri Keuangan Scott Bessent.

Efek Domino Tarif Impor

“Tarif suku cadang mobil akan mengacaukan rantai pasokan otomotif global dan memicu efek domino yang menyebabkan harga mobil naik bagi konsumen,” bunyi surat tersebut, dikutip Senin, (28/04/2025).

Tak hanya berdampak pada harga kendaraan, tarif ini juga diprediksi akan menyulitkan proses perawatan dan perbaikan mobil, baik dari sisi biaya maupun ketersediaan suku cadang. Akibatnya, aktivitas di dealer otomotif akan menurun drastis, sehingga mengancam kelangsungan bisnis mereka.

Dalam pernyataannya, asosiasi menyebut bahwa sebagian besar pemasok otomotif di AS belum siap menghadapi perubahan drastis semacam ini. Banyak dari mereka sudah berada dalam kondisi finansial yang rentan dan bisa terdorong pada penghentian produksi atau bahkan kebangkrutan.

“Hanya diperlukan kegagalan satu pemasok untuk menyebabkan penghentian seluruh lini produksi pabrikan mobil,” kata perwakilan dari salah satu asosiasi tersebut.

Sikap Kompak yang Tidak Biasa

CEO ECOS Consulting LLC, Carla Bailo, yang juga mantan Presiden Center for Automotive Research, menilai bahwa respons kolektif dari industri ini merupakan langkah yang sangat jarang terjadi.

“Biasanya setiap pihak akan mengirimkan pernyataan secara terpisah. Kali ini, mereka memilih bersatu karena dampaknya sangat besar, mulai dari pasar purnajual hingga segmen Original Equipment (OE),” kata Bailo.

Baca Juga: PLN Gandeng Mitra Strategis Dorong Bisnis Hidrogen Hijau di Transportasi Laut

Dia menambahkan, kekompakan ini menandakan besarnya risiko yang dihadapi seluruh ekosistem industri otomotif jika kebijakan tarif tersebut diterapkan.

Dampak Tarif Sudah Terasa

Sejumlah dampak kebijakan tarif yang diberlakukan Trump sejak awal tahun ini mulai dirasakan oleh industri. Beberapa produsen otomotif telah menghentikan impor ke AS, sementara yang lain memilih menunda kenaikan harga demi mempertahankan pasar.

Namun, tidak semua perusahaan mampu menahan beban tersebut. Produsen seperti Volvo dilaporkan telah merumahkan ratusan karyawannya akibat biaya yang melonjak tajam dan menurunnya margin keuntungan.

Kondisi ini menambah tekanan terhadap sektor otomotif yang telah lebih dulu terpukul oleh gangguan rantai pasok global dan perubahan cepat dalam preferensi konsumen terhadap kendaraan listrik dan teknologi hijau. *

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here